PEMBELAJARAN ABAD 21
Pembelajaran abad 21 ini dikembangkan melalui tiga konsep utama, yaitu 21st Century Skills (Trilling dan Fadel, 2009), scientific approach (Dyer et al., 2009) dan authentic learning and authentic assessment (Wiggins dan Mc. Tighe, 2011).
Menurut beberapa ahli, pembelajaran abad 21 adalah sebagai berikut.
- Menurut Galbreath, pembelajaran abad 21 adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan belajar dari guru, dari siswa lain, dan belajar dari diri sendiri.
- Menurut Rusman, pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya komputer dalam proses belajar mengajar.
- Menurut Rohim, Bima dan Julian, pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang berisikan guru sebagai perencana pembelajaran, menggunakan unsur HOTS menggunakan pendekatan dan model pembelajaran yang bervariasi, dan mengintegrasikan teknologi sekolah.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran abad 21 adalah proses belajar-mengajar yang berpusat pada siswa dan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sumber lain selain buku teks. Pembelajaran abad 21 diharapkan mampu membentuk sifat aktif siswa dalam memperoleh kompetensi dan kecakapan abad 21 serta literasi.
Pembelajaran di setiap abad memiliki ciri dan ketentuan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman, termasuk di abad 21. Berikut adalah ciri-ciri pembelajaran abad 21.
- Melibatkan aspek keterampilan abad 21 dalam menyelesaikan setiap masalah di lingkup global.
- Menggunakan prinsip kolaborasi dalam belajar dan bekerja dengan berbagai individu dari berbagai suku, etnis, maupun agama.
- Mengedepankan sikap saling menghormati dan melakukan dialog terbuka dengan komunitas.
- Pembelajaran menanamkan nilai integritas di tengah keberagaman bangsa dan budaya sebagai bentuk keragaman masyarakat global.
- Pembelajaran harus berpusat kepada siswa.
Prinsip Pembelajaran Abad 21
Menurut Hampson, Patton, dan Shanks, terdapat 10 prinsip utama dalam pembelajaran abad 21.
- Pembelajaran tidak dilaksanakan secara kaku yang dibatasi oleh waktu yang dirancang dalam RPP. Disediakan waktu tambahan untuk siswa yang belum menguasai kompetensi.
- Pembelajaran tidak terbatas di dalam kelas, tetapi juga di rumah dan masyarakat (lingkungan sekolah) dengan berbagai sumber belajar.
- Pembelajaran memperhatikan kebutuhan individual siswa, misalnya gaya belajar, minat, dan kecepatan belajarnya. Oleh karena itu guru perlu mendesain pembelajaran bagi siswa tertentu yang berbeda dengan siswa lainnya dalam kelas.
- Pembelajaran memanfaatkan keterampilan literasi digital peserta didik.
- Pembelajaran menggunakan proyek yang riil.
- Pembelajaran mengembangkan keterampilan belajar, kemandirian belajar, dan kemampuan mengikuti perkembangan/perubahan serta memberdayakan siswa untuk menjadi ‘mentor’ bagi temannya.
- Guru terlibat dalam pembelajaran dengan menggunakan sudut pandang siswa sehingga benar-benar memahami proses pembelajaran.
- Penilaian pembelajaran hanya mengukur apa yang ditargetkan untuk dicapai.
- Pembelajaran melibatkan keluarga, tidak terbatas pada siswa.
- Pembelajaran berpusat pada siswa, artinya keputusan mengenai tujuan, isi, dan proses pembelajaran didasarkan pada kebutuhan siswa.
Komentar
Posting Komentar